Knock..Knock..Knock..

I love stalkers!
Irene Cyrena's Facebook profile

More than words.

ShoutMix chat widget

You know you love me, too.
Layout is by Cia: (Blog | Acc)
Icons/banners are from: Stopthetime / Reviviscent respectively.
Links inspiration are from: Alissa. xoxo
Dan di tengah kesunyian...
Sabtu, 10 Juli 2010
13 Februari 2010, Lembang, Bandung, Indonesia.

Tak habis rasanya saya hendak mengutuki diri sendiri.

Maksud hati hendak menghindari acara keluarga yang memenatkan, kini malah harus meratap di tengah kesunyian lobi hotel. Dua senjata ampuh pengusir kebosanan pula tidak berdaya kali ini.

Iphone : Tidak lagi 'bernyawa'...Hanya kegelapan yang mengintip balik seolah mencemooh kebodohan pemiliknya yang terlupa mengisi ulang baterinya sebelum pergi tadi.

PSP (Playstation Portable) : Berehat dengan manisnya di dalam laci kamar saya. nun jauh di seberang lautan, Singapura (bahkan sudah tak sanggup rasanya saya menghela nafas panjang ketika teringat akan hal ini)

Kunci kamar hotel pun tidak ada di tangan sebab siapa yang menyangka bahawa acara keluarga hari ini boleh berlangsung begitu lama. Saya kira sebelum saya sampai di hotel ini, ibu bapa pasti sudah kembali ke hotel. Maka, di sinilah saya berakhir, lobi hotel, tenggelam dalam rasa bosan dan kesal. Saya melirik abang Adi yang raut mukanya sudah berubah masam. Nasib beliau tidak kalah buruknya. Telefon bimbitnya juga sudah 'tewas'.


15 menit...20 menit...1 jam...

Tidak kuasalah saya terus duduk terdiam lebih lama lagi. Saya pun berdiri mengitari lobi hotel. Mata saya terpaku pada sebuah papan berlubang yang tidak asing :congkak. Saya duduk di kursi pemainnya dan abang pun bergabung.

Mungkin bukan idea baik. Bila terakhir kali saya bermain congkak? Ahhhh 9 tahun lalu rasa-rasanya. Namun, segera semasa saya memulai permainan, segala rasa penat dan bosan hilang dari kalbu.

Serentak kami mulai memasukkan buah-buah congkak ke dalam lubang-lubangnya. Berfikir, menhitung dan menyusun rencana supaya ketika buah akhirnya jatuh ke dalam lubang kosong, lubang itu tetap berada di dalam rumah sendiri sehingga bolehlah kami menembak rumah lawan yang berhadapan dengan lubang tempat buah ini terakhir jatuh.

Apabila giliran abang bermain, hati ini berdebar-debar ikut mengira di mana buah terakhir akan berakhir. Adakah ia jatuh di rumah saya sehingga matilah abang dan giliran saya bermain, atau ia akan jatuh di lubang yang penuh dengan buah dan abang akan terus bermain atau ia jatuh di lubangnya sendiri dan akhirnya malah menembak rumah saya?

Kami memberikan tumpuan penuh pada permainan ini. Begitu pintarnya abang bermain. Hitungannya tepat dan dia selalu membuat pilihan yang baik ketika memilih buah di lubang mana yang akan dia ambil untuk melanjutkan permainan. Di akhir permainan pertama, ketika semua buah sudah habis, kami pun mengisi kembali lubang di rumah masing-masing. Seperti yang saya duga, ada dua lubang di rumah saya yang 'terbakar' kerana buah saya tidak cukup untuk mengisi semua lubang.

Dalam kesunyian kami saling 'menyerang', perasaan senang dan cemas yaang kami rasakan tidak berbeza dengan ketika kami bermain dengan Iphone ataupun PSP.

Satu jam telah berlalu...

Ibu bapa pun sudah sampai di hotel dan memberikan kunci kamar kepada abang. Namun, kami masih terpaku di kursi ini, belum rela beranjak. Hingga akhirnya jem menunjukkan pukul 2 setengah dini hari ketika kami menutup permainan ini.

Di tengah kesunyian malam itu, kami menemukan kembali kebahagiaan masa kecil kami jauh sebelum PSP ataupun Iphone dikenal orang. Kecuali untuk abang Adi yang tetap kukuh berpendapat bahawa dia tidak terlalu menikmati permainan perempuan macam ini. Menikmati atau tidak, yang pasti dia duduk di kursi itu bermain bersama saya 4 jam lamanya, tidak beranjak, terpaku di sana...:))



Escape
Gregy Inge
Yolanda BBZ
Jee Gabyijo
Audrey Yokko
Catherine Setiawan
Rina Lynn
areena pink
Iona
Alifah Inest
Becky Dee
Nenoneno Quinsha
Sami Fani
Natmel Yudis
Fajar Kuntilanak (?)

Private/dead blogs are strike-through.